Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2011

AVENTURA (Bagian 2)

Gambar
Arif dijebloskan ke dalam penjara karena tuduhan kasus narkoba. Dia difitnah, dunia kriminal Brazil memang kejam. Sudah dianiaya, barang-barangnya dirampok, dijebloskan dalam penjara pula. Sementara penjara di Brazil begitu panas, padat dan mengerikan. Penjara itu bernama Carandiru Prison. Baru saja dia masuk, semua penghuni penjara berteriak bersahut-sahutan sambil memukul-mukul besi pintu sel pernjara. Arif dilanda ketakutan luar biasa. Dia terus berjalan menyusuri lorong-lorong sel penjara. Dilihatnya para narapidana di Brazil posturnya besar-besar, kekar, dan berotot. Di sekujur tubuh mereka hampir dihiasi dengan tato-tato yang menyeramkan. “Hey, pendatang baru, kemarilah. Kita bersenang-senang, hahaha.” Salah seorang berteriak mengolok-olok Arif. “Orang mana kau, kok beda dengan kami. Nikmatilah hidupmu di penjara Brazil. Hahaha.” Semua penghuni penjara tertawa. Sepertinya mereka akan mendapatkan santapan baru. Arif namanya. Dia mungkin akan menjadi bulan-bulanan bagi mereka

AVENTURA (Bagian 1)

Gambar
Malam sudah larut, sebuah bus baru saja tiba di terminal bus Rio De Janiero. Hujan turun sangat deras saat itu. Kilatan cahaya halilintar diiringi gelegar suara gemuruh membuat malam itu semakin mencekam. Para penumpang satu persatu turun lalu segera meninggalkan terminal karena dijemput oleh kerabatnya. Sementara Arif masih berteduh di sebuah bangku kosong seorang diri.  Dia menggendong sebuah tas ransel besar. Di dalam terdapat, notebook, handphone, dan uang lima ratus dolar. Di sampingnya ada beberapa orang sedang bermain kartu. Mereka sesekali melirik ke arah Arif. Perasaannya semakin tak nyaman saja, jangan-jangan sesuatu yang buruk akan terjadi padanya. Arif menghubungi temannya bernama Leo yang sudah berjanji untuk menjemputnya di terminal Rio De Janiero, namun ternyata ponselnya tak aktif. “Duh, kenapa HPnya gak aktif,” gerutunya. Leo mengiming-iming pekerjaan kepada Arif. Entah pekerjaan apa masih belum terlalu jelas. Leo bercerita padanya  tentang kesuksesan dirinya di Brazil

DO’A BERSAMA LINTAS AGAMA; TREN SINKRETISME MODERN

Gambar
Do’a bersama lintas agama sudah menjadi tren akhir-akhir ini. Biasanya hal ini dilakukan sebagai respon atas suatu peristiwa besar yang terjadi. Do’a bersama semacam ini dihadiri oleh berbagai pemeluk agama yang berbeda, ada dari pihak Islam, Kristen, Hindu, Budha dan lainnya. Lalu masing-masing tokoh agama tersebut berdo’a kemudian diaminkan oleh orang-orang di sekitarnya yang memiliki keyakinan berbeda itu. Berikut ini salah satu acara do’a bersama lintas agama yang diadakan di Kota Semarang. “Untuk menjaga situasi di Kota Semarang tetap kondusif dan tidak terprovokasi paska kerusuhan di Temanggung, tokoh lintas agama di Kota Semarang menggelar doa bersama, Rabu (9/2). Doa bersama yang dipimpin perwakilan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Kota Semarang H Multazam Ahmad itu berlangsung di Wisma Kurnia Gereja Hati Kudus Yesus Jalan Kokrosono Tanah Mas Semarang.

HUMANISME SEKULAR; MERENDAHKAN TUHAN, MENUHANKAN MANUSIA (Bagian Ketiga dari Seri Kajian “Tren Syirik Modern”)

Gambar
Humanisme sekular merupakan suatu ideologi yang menempatkan manusia ke posisi setinggi-tingginya . Ia hendak memuliakan kepentingan manusia, mengalahkan kepentingan apapun. Implikasi dari paham ini, segala apa yang mengganggu dan merugikan kebebasan manusia, kepentingan manusia, selera manusia, harus dipinggirkan. Termasuk hak Tuhan untuk mencampuri dan mengatur urusan manusia, juga harus ditolak. Tegasnya, humanisme sekular hendak merendahkan Tuhan dan menuhankan manusia. Untuk memahami humanisme, perlu diketahui asal mula istilah “humanisme” itu sendiri. Kata ini telah mengalami proses penafsiran dan penurunan kata yang cukup panjang, yang bisa ditelusuri sampai pada awal zaman Renaissance di akhir abad ke empat belas dan ke lima belas. Ada tiga istilah, yang berkaitan satu sama lain, yang perlu dipahami untuk memahami proses tersebut. Pertama, kata “humanismus” , diciptakan pada tahun 1808 oleh ahli pendidikan Jerman, F.J. Neithammer, untuk menunjuk pada tekanan pengajaran yang dib

DETIK (Puisi)

Detik jam terus berdetak. Berputar dan berputar lagi Satu menit, satu jam, satu hari Lenyap sudah hari ini

BOLA LIAR SEKULARISASI

Gambar
Pada awalnya, sekularisasi hanya melanda pada dimensi Negara, politik dan agama. Agama dan negara dinilai sebagai sesuatu yang dikotomis, bahkan saling konfrontasi. Urusan Negara dan politik diserahkan sepenuhnya kepada penguasa politik, alias Gereja yang dipimpin oleh para Pastor. Sedangkan agama dibatasi pada ruang lingkup ritual dan spiritual. Tidak ada satu hubungan yang harmonis di antara keduanya. Pada masa selanjutnya, Sekularisasi mulai melanda ke berbagai dimensi kehidupan. Selain Negara dan politik, sekularisasi sudah merambah ke arah Sains, pendidikan, ekonomi, kebudayaan, bahkan Psikologi. Hampir semua dimensi kehidupan tak luput dari sengatan sekularisasi. Parahnya, Negeri-negeri muslim yang menjadi korban berikutnya. Satu contoh adalah sains yang telah dipelajari oleh berbagai kalangan. Disadari atau tidak, sains modern telah hilang dari segi Transendennya. Hal ini tidak lepas dari sejarah sains Barat yang kelam. Pada masa itu, keotoritaran gereja telah memberangus seluru

PLURALISME AGAMA; MEMBONGKAR MONOTHEISME ISLAM (Bagian Kedua dari Seri Kajian "Tren Syirik Modern")

Gambar
Monotheisme atau tauhid adalah prinsip baku dalam Islam. Ia adalah pilar pengakuan terhadap keesaan Allah SWT. Seseorang tidak bisa lagi disebut orang Islam jika ketauhidan sudah menghilang dari dirinya. Akhir-akhir ini, umat Islam sedang menghadapi ‘teror’ sebuah ideologi yang berupaya membongkar bangunan tauhid yang sudah berdiri kokoh selama ini. Ia adalah pluralisme agama, yakni sebuah ideologi impor produk Barat yang membawa misi penghancuran terhadap sendi-sendi ketauhidan. Maka dalam pembahasan ini penulis akan mengangkat tema kontoversial ini agar bisa ditelaah secara kritis. Dalam perspektif Barat sendiri, pluralisme agama memiliki sejumlah makna yang khas. Pluralisme agama berarti inklusivisme agama ( religious inclusivism ) yakni suatu pandangan alam ( worldview ) yang mengatakan bahwa sebuah agama bukanlah satu-satunya yang benar dan menjadi sumber eksklusif kebenaran. Dengan demikian setidaknya ada beberapa kebenaran dan nilai-nilai kebenaran berada pada agama lain. [1] A

DERITA BOCAH PINGGIRAN

Gambar
Yanto, seorang bocah jalanan, duduk di trotoar jalan raya. Bajunya terlihat sangat kotor dan berdebu. Sedangkan raut mukanya terlihat kucel dan bercucuran keringat. Dia sedang menunggu lewatnya bus kota. Dia pegang perutnya karena menahan rasa sakit yang luar biasa. Sebuah bus metro mini terlihat melintas. Yanto berlari mengejar bus tersebut. Namun sayang dia kalah cepat, karena bus melaju sangat kencang. Dia hampir saja ditabrak mobil mikrolet yang berada di belakangnya. “Woy, mau mati lu?!” teriak seorang sopir mikrolet. Yanto kembali menunggu di trotoar. Dia terlihat sangat letih. Berkali-kali dia mengusap keringat yang membasahi wajahnya. Lalu dia melihat kembali sebuah metro mini datang menghampirinya. Dia pun tak menyia-nyiakan lagi. Yanto berlari sekuat tenaga ke tengah jalan untuk mengejar bis tersebut. Akhirnya dia berhasil.

THE DESTROYERS OF TAWHEED; FENOMENA KESYIRIKAN; TEMPO DULU DAN KINI

Gambar
Ibarat tsunami yang meluluh-lantahkan semua yang ada di muka bumi. Seperti luapan panas erupsi gunung Merapi yang membumi-hanguskan alam di sekitarnya. Bak virus ganas yang memusnahkan semua sel-sel tubuh manusia. Itulah syirik, ia dapat mengundang murka Allah SWT, menanggung beban dosa terbesar, menggugurkan seluruh amal kebaikan, dan disiksa dalam neraka yang dahsyat nan abadi. Sungguh mengerikan dampak negatif dari perbuatan syirik. Tempo dulu, kesyirikan identik dengan penyembahan berhala seperti yang dilakukan oleh kaum Nabi Nuh. Seribu tahun lamanya Nabi Nuh AS mengajak umatnya untuk mengesakan Allah SWT, namun penyimpangan itu tak juga kunjung hilang. Sebaliknya justru mendapat perlawanan keras dari kaumnya, termasuk anaknya sendiri bernama Kan’an. Lalu Nabi Nuh AS memohon kepada Allah SWT untuk memusnahkan kaum yang ingkar itu. Datanglah bencana banjir besar yang menghancurkan semuanya, bahkan orang-orang yang berlindung di atas gunung sekalipun tenggelam dan musnah.