Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2012

‘THE GRAND DAME’ DARI BUMI ACEH

Gambar
Malam itu begitu hening. Mayat-mayat bergelimpangan di bumi Kesultanan Aceh. Bau anyir pun tercium sangat menyengat. Sejenak Laksamana Malahayati menatap wajah suaminya untuk yang terakhir kalinya. Ada senyum tipis di bibirnya. Dia mengusap goresan-goresan luka di pipi suaminya itu. Matanya sembab. Berkaca-kaca memilukan. Dendam kesumat bergemuruh hebat di dadanya. Sementara para wanita lainnya berlarian untuk mencari jasad suami masing-masing. Seketika suara tangisan pun memecah kesunyian. Memekik keras hingga mengangkasa. Malahayati terduduk lemas. Kepalanya tertunduk penuh kesedihan. Bulir air bening menetes pelan hingga jatuh di atas kening mayat suaminya itu. Air mata itu telah bercampur dengan lumuran darah. Ini adalah saatnya pembalasan.” Gumam Malahayati dari sanubarinya yang terdalam. Perlahan ia angkat kepalanya. Ia pun berdiri tegap lalu berteriak, “Hey, para Inong Balee. Malam ini menangislah sejadi-jadinya. Esok, penjajah kape itu kita hancurkan sehancur-hancurnya

Mutiara dari Nusa Laut (Jejak Juang Martha Christina Tiahahu)

Gambar
Jejak-jejak telapak kaki itu membekas di pesisir pantai Nusa Laut Maluku. Seorang anak perempuan tengah berlari dengan riang gembira. Rambutnya terurai panjang dengan ikat merah di kepalanya. Namanya Martha Christina Tiahahu. Senyum mengembang di bibirnya. Dia berlari semakin mendekat lalu berhasil memeluk sang ayah, Kapitan Paulus Tiahahu, yang baru saja kembali dari perjalanannya. Dia sangat senang dan bangga mempunyai ayah sepertinya, seorang pejuang tangguh yang gagah berani dalam melawan kekejaman kolonial Belanda pada tahun 1800-an. Martha Christina diasuh, dididik, dan dibesarkan oleh sang ayah secara langsung karena memang ibunya meninggal dunia semenjak dia masih belia. Darah perjuangan dan keberanian sang ayah mengalir deras ke sanubarinya. Kebenciannya terhadap kesewenang-wenangan penjajah Belanda menorehkan goresan luka mendalam pada dirinya. Apalagi sudah ribuan saudaranya menjadi korban kekejaman dan kerakusan bangsa dari Eropa itu.