MR. JOHN; SANG ILMUWAN MASONIC (CERPEN)


Mr. John, salah seorang pengikut freemasonry di Prancis sedang berkumpul bersama kaum Mason lainnya di sebuah goa yang tersembunyi. Goa itu begitu gelap dan angker, hanya ada lampu-lampu tempel yang sayup-sayup memberikan penerangan. Mereka semuanya mengenakan pakaian serba hitam lengkap dengan penutup kepala di atasnya. Kaum Mason hadir di tempat ini untuk melakukan ritual Kabbalah, sebuah ritual paganisme yang lekat dengan tradisi sihir ala nenek moyang mereka.

Mr. John melatunkan syair-syair aneh ala kabbalah yang dipimpin oleh seorang rabbi. Di depannya ada sebuah patung anak sapi berwarna emas yang mereka puja-puja. Selama ribuan tahun, tradisi Kabbalah ini telah menjadi salah satu batu pondasi bagi setiap jenis upacara sihir. Para Rabbi yang mempelajari Kabbalah dipercayai memiliki kekuatan gaib yang besar. Ahli sejarah Yahudi, Theodore Reinach, mengatakan bahwa Kabbalah merupakan suatu racun teramat halus yang menyusupi dan memenuhi nadi agama Yahudi.
“Kita adalah kaum Yahudi Kabbalis. Kita adalah pemuja Lucifer (baca; iblis), sang pembawa sinar cahaya. Ajaran kita adalah tidak mempercayai adanya Tuhan. Karena Tuhan telah memperlakukan kita dengan tidak adil. Dia telah mengusir Lucifer dari surga!” Rabbi itu berceramah berapi-api di tengah kaumnya. Para pengikutnya pun mengelu-elukan sang Rabbi sambil melakukan puji-pujian khas kabbalah.

Beberapa saat kemudian, selesai melakukan ritual itu Mr. John segera pulang ke rumahnya. Karena esok harinya, dia akan mengajar di sebuah kampus ternama di Prancis. Dia adalah seorang ilmuwan yang cukup disegani. Dia tergolong pengikut aliran materialisme dan evolusianisme yang dipopulerkan oleh Charles Darwin. Dia tidak percaya adanya pencipta dalam alam semesta ini. Semuanya ada karena kebetulan dan ada dengan sendirinya.

***

Jam menunjukkan pukul sembilan pagi. Mr. John segera melangkah menuju kelas untuk mengajar. Para mahasiswa sudah duduk standby menunggu sang dosen. Mr. John lalu masuk dan mengucapkan selamat pagi kepada para mahasiswanya. Dalam pertemuan kali ini, Dia menerangkan tentang asal-usul alam semesta. Menurutnya, materi itu kekal dan tidak diciptakan. Dan dari materi tak berjiwa ini, makhluk hidup dapat muncul secara kebetulan.

“Seluruh angkasa, atmosfer, bintang-bintang, alam, seluruh makhluk hidup dan tak hidup tersusun dari atom-atom. Manusia tidak lebih dari kumpulan atom-atom yang terbentuk secara spontan. Keseimbangan pada arus listrik di antara atom-atom memastikan kelangsungan hidup makhluk hidup.” Tuturnya kepada para mahasiswa. Para mahasiswa pun nampak manggut-manggut mendengar penjelasan dosen mereka.

“Sains positif mempercayai bahwa tidak ada yang menjadi ada dari ketiadaan, dan tidak ada yang akan musnah. Jadi dapat disimpulkan bahwa manusia tidak perlu bersyukur atau menurut kepada kekuatan apapun. Termasuk kekuatan Tuhan.” Terangnya dengan santai.

Perkuliahan berlangsung selama satu setengah jam. Tidak ada yang memprotes apalagi melawan gagasan Mr. John. Semuanya sepakat bahwa alam semesta ada secara kebetulan, bukan karena ciptaan Tuhan. Di akhir kuliahnya, Mr. John mengumumkan kepada para mahasiswa bahwa besok akan ada acara dialog terbuka para ilmuwan di Prancis yang diikuti oleh para ilmuwan dari seluruh dunia. Acara itu ditayangkan secara live di satu stasiun televisi dan bisa disaksikan oleh seluruh masyarakat Prancis. Dan Mr. John adalah salah seorang pemateri dalam acara itu. Para mahasiswa pun terlihat sangat antusias dan bersedia datang dalam acara tersebut.

***

Acara dialog terbuka dimulai. Para audiens telah mengisi ratusan kursi yang sudah disediakan. Para pemateri pun telah siap duduk di bagian depan. Layar kamera nampak terlihat di sudut-sudut ruangan. Di sana juga ada seorang ilmuwan Muslim bernama Harun al-Rasyad. Dia berasal dari Turki. Setelah semuanya siap, pembawa acara pun mulai membuka acara ini.

“Para hadirin semuanya, pada acara ini kita akan mengadakan dialog terbuka antar ilmuwan manca negara. Acara ini adalah sebuah pembuktian terhadap suatu masalah, apakah benar alam semesta ini diciptakan, atau memang ada dengan sendirinya. Baik, untuk menghemat waktu, mari kita mulai acara ini.” Kata pembawa acara disambut riuh tepuk tangan audiens.

Para narasumber menyampaikan materinya masing-masing. Hingga tiba giliran Mr. John untuk menyampaikan argumentasinya. Dia menjabarkan gagasannya mirip seperti yang disampaikan kepada mahasiswa di dalam kelas kemarin. Dia tetap bersikeras bahwa alam semesta ini ada secara kebetulan, bukan karena adanya pencipta.

“Materi tak hidup secara kebetulan memunculkan makhluk hidup pertama, dan dari mereka itu spesies lain berkembang secara kebetulan belaka. Dia adalah sistem swakelola yang telah mengorganisasi dirinya sendiri tanpa pencipta, dan secara spontan menciptakan makhluk hidup itu sendiri.” Kata Mr. John.

Sementara itu, Harun al-Rasyad mengamati serius penjelasan Mr. John. Dia memahami betul alur berpikir ilmuwan Prancis itu. Bagi Harun, Mr. John hanya mengekor pada teori naturalisme, materialisme, dan evolusianisme yang digagas oleh Charles Darwin. Teori ini telah tercemar oleh virus atheisme yang dipelopori oleh kaum Mason yang anti Tuhan. Charle Darwin sangat terpengaruh oleh kakeknya yang seorang freemason bernama Erasmus Darwin.

Setelah Mr. John selesai, kini giliran Harun al-Rasyad menyampaikan pendapatnya.

“Saya ingin mengkritisi pendapat Mr. John. Kita ingat hukum alam yang telah diakui dalam ilmu biologi bahwa kehidupan berasal dari kehidupan. Artinya organisme hidup hanya dapat dimunculkan dari organisme hidup lainnya. Misalnya mamalia lahir dari induknya, spesies-spesies hewan lainnya menetas dari telur yang dierami induknya. Tumbuhan berkembang dari biji. Organisme bersel tunggal seperti bakteri membelah diri dan berkembang biak.” Jelasnya meyakinkan.

Mendengar itu, Mr. John segera membalas pendapat Harun al-Rasyad. Dia memotong pembicaraan.

“Sebentar saya potong, seluruh alam semesta ini tersusun dari atom-atom. Manusia tidak lebih dari kumpulan atom-atom yang terbentuk secara spontan dan kebetulan, tidak diciptakan oleh siapapun, termasuk Tuhan. Kehidupan bermula dari sebuah sel tunggal, berubah, bertransformasi, dan berevolusi menjadi manusia. Sifat, penyebab, tujuan, atau kondisi dari permulaan ini tidak diketahui. Makhluk hidup lahir sesuai dengan hukum evolusi dan perlahan-lahan menyebar di seluruh dunia.” Jelasnya agak terburu-buru.

Harun al-Rasyad segera menimpali pendapat Mr. John yang menihilkan peran Tuhan.

“Sepanjang sejarah dunia tidak seorang pun pernah menyaksikan materi tak hidup melahirkan makhluk hidup. Teori yang dikemukakan Mr. John sama absurdnya dengan sebuah gagasan bahwa perpustakaan dapat menciptakan dirinya sendiri tanpa para pengarang. Maka, adanya alam semesta ini tidak terjadi secara kebetulan, melainkan ada zat yang Maha Hidup yang menciptakan semuanya, yakni Tuhan. Memberikan sifat ketuhanan kepada materi yang tidak bernyawa yang tidak dapat mendengar atau pun melihat, tidak memberi manfaat apa-apa kepada siapapun, dan tidak punya kekuatan, nyata-nyata sangat bodoh.” Tuturnya.

Harun al-Rasyad lalu melanjutan, “Kaum materalis adalah contoh modern dari penyembahan berhala. Mereka tidak menyembah patung dan totem yang terbuat dari kayu dan batu, namun mempercayai gagasan bahwa materi membentuk, tidak hanya ini, tetapi semua benda, dan menganggap bahwa materi ini mempunyai kekuatan, kecerdasan, dan pengetahuan yang tidak terbatas. Argumen yang dikemukan Mr. John tumbuh subur pada masyarakat pagan di masa Mesir dan Yunani kuno. Mereka mempercayai bahwa patung-patung dapat memberi manfaat bagi manusia. Ini jelas argumentasi kuno yang hanya dipoles dengan sentuhan modern. Selamanya, benda mati tidak akan bisa melahirkan makhluk hidup. Hanya Tuhan Yang Maha Hidup yang bisa menciptaan makhluk hidup. Dan itulah awal permulaan penciptaan alam semesta.”

Mr. John masih terdiam, sepertinya Harun al-Rosyad sudah mengetahui alur pemikirannya. Dia juga menyinggung nenek moyang ajarannya di Mesir dan Yunani kuno. Ini jelas pukulan telak bagi Mr. John. Dia merasa dipermalukan di depan umum. Bahkan acara ini telah tersebar di penjuru negeri Prancis. Pikirannya pun buntu. Tak lama kemudian, Mr. John merasakan dadanya sangat sesak. Lalu jantungnya berdetak tak beraturan. Gerakan nafasnya pun semakin tersengal-sengal. Dia pun terjatuh lalu terkejang-kejang. Nampaknya penyakit jantung yang menghinggapinya kumat. Sebelum nafasnya terhenti, dia sempat berucap.

“Oh my God. Help me.”

Mr. John pun wafat di hadapan ratusan audiens dan disaksikan oleh jutaan warga Prancis. Ternyata, dalam kondisi sangat kritis, dia baru mengakui adanya Tuhan. (By Epul Cirebon)

Komentar

  1. hmmm... sebenarnya yah meskipun hanya cerpen tapi banyak yang sya rasa terlalu bertentangan... contohnya

    "Ajaran kita adalah tidak mempercayai adanya Tuhan. Karena Tuhan telah memperlakukan kita dengan tidak adil."... bukannya pernyataaan barusan telah mematahkan argumen pendahulunya... dia tidak percaya tuhan... tapi dia mengakui adanya tuhan yang mengusir Lucifer... kecuali kalo pernyataannya "kami tidak suka tuhan, karena ia telah mengusir lucifer" well tapi kalo ternyata apa yang saya katakan bertentangan dengan etik yang di pegang para free mason... saya kan cuma menyampaikan pesan... hehehehe :D

    BalasHapus
  2. hehehe.. sepertinya kamu mahir dalam logika ya... itu fenomena sebab akibat kawan.. karena dia menganggap tidak diperlakukan tak adil, makanya mereka tak lagi mempercayai Tuhan.. Iya, sebagian besar dialognya saya ambil dari pernyataan mereka langsung.. :) thanks ya mas Andi dah berkunjung.. :)

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mutiara dari Nusa Laut (Jejak Juang Martha Christina Tiahahu)

Apakah Yesus Anak Allah ?

FENG SHUI; ANTARA ILMIAH DAN MITOS