Postingan

Menampilkan postingan dari 2019

Prioritas Bacaan Buku Menurut Para Ulama

Gambar
Jumlah buku sangat banyak. Tidak mungkin seluruh buku yang ada di jagad raya ini kita baca semua. Sebab kemampuan tenaga dan waktu kita terbatas. Untuk itu, harus ada skala prioritas bacaan. Buku mana yang harus dibaca terlebih dahulu. Dr. Raghib Assirjani, dalam bukunya berjudul “Alqira’ah Manhajul Hayah” sudah memberikan panduan, bagaimana seharusnya menentukan prioritas bacaan buku. Beliau merumuskan 10 bacaan utama bagi seorang Muslim berikut ini. Pertama, bacalah Al-Qur’an Al-Karim. Seorang ulama pernah berkata, “Wajib bagi seorang Muslim untuk bersungguh-sungguh dalam mengkhatamkan Al Qur’an sebulan sekali atau kurang dari satu bulan.” Kedua, bacalah Hadits Nabi. Bagi seorang Muslim, hadits merupakan sumber hukum yang kedua setelah Al-Qur’an. Mungkin banyak di antara kita yang giat membaca Al-Qur’an. Namun sangat sedikit sekali dari umat Islam yang secara rutin membaca hadits Nabi. Padahal di dalamnya terdapat faidah yang besar. Kata Dr. Raghib Assirjani, kita dapat

Ingin Bangsa Maju? Bangun Budaya Baca

Gambar
Di Indonesia, kita menyaksikan setiap orang asyik dengan gadget. Pemandangan itu bisa kita lihat sehari-hari, baik di kantor, kampus, pasar, mall, jalan, kereta api, bus dan seterusnya. Di saat makan, kuliah, bekerja, naik kendaraan, semuanya tidak bisa lepas dari gadget. Rendahnya budaya membaca di Indonesia menyebabkan Indonesia masih stagnan di posisi negara berkembang. Tidak juga bergerak naik menjadi negara maju, terutama dari sisi ekonomi dan teknologi. Namun demikian, beda negara beda pula budayanya. Di Jepang kita melihat pemandangan berbeda. Dilansir dari situs berita tribunnews.com, di transportasi umum, kebanyakan orang Jepang tidak sibuk dengan gadget. Mereka lebih suka mengusir bosan di kendaraan umum dengan membaca, entah itu membaca buku atau komik. Apakah orang Jepang tidak mempunyai gadget? Imposible! . Bahkan mereka salah satu negara produsen gadget. Namun mereka tidak terpapar oleh gadget. Mereka mampu mengendalikannya. Membaca tetap menjadi pilihan utama.

Inspirasi Membaca dari Para Ulama

Gambar
Mampukah kita membaca 6000 jilid buku sekaligus? Mungkin lebih baik kita angkat tangan. Tidak mungkin. Namun percaya atau tidak, hal itu sudah pernah dilakukan oleh ulama kita. Siapakah dia? Beliau adalah Abu Faraj Ibnul Jauzi rahmatullahi ‘alaih . Beliau mengaku tidak pernah kenyang membaca buku. Jika menemukan buku baru, seakan beliau mendapatkan harta karun. Bahagia luar biasa.   Ibnul Jauzi pernah menceritakan sebagaimana dikutip dari buku 60 Biografi Ulama Salaf: “Sesungguhnya aku ingin menceritakan diriku bahwa aku tidak kenyang dari membaca buku. Apabila aku melihat suatu buku yang belum pernah aku lihat, maka seakan-akan aku berada dalam gudang harta yang bernilai.” “Aku pernah melihat katalog buku-buku wakaf di Madrasah An-Nidhamiyyah yang terdiri dari 6.000 jilid buku. Aku juga melihat katalog buku Abu Hanifah, Al-Humaidi, Abdul Wahhab bin Nashir dan terakhir Abu Muhammad bin Khassyab. Aku pernah membaca semua buku tersebut serta buku lainnya. Sampai sekarang aku

Mau Sukses Berbisnis? Harus Baca Buku

Gambar
Jika saya adalah seorang pebisnis. Apa saya perlu baca buku? Apa manfaatnya? Bukankah bisnis urusannya dengan uang? Mohon disimak. Penulis akan paparkan fakta kehidupan para pebisnis besar. Apakah mereka hanya fokus berdagang. Enggan membaca buku? Jika kita membaca biografi para pebisnis besar, ternyata kesuksesan bisnis mereka berbanding lurus dengan kegiatan membaca buku. Bill Gates, orang terkaya di dunia pada masanya merupakan seorang kutu buku. Dia membaca sekitar 50 buku dalam setahun. Kita bisa menghitung. Jika 50 buku pertahun, maka Bill Gates mampu mengkhatamkan 3 buku dalam satu bulan. Apa gunanya baca buku? Bukankah dia sudah sangat sibuk dengan bisnisnya. Silakan simak jawaban Bill Gates sebagaimana dilansir oleh detik.com dalam kutipan berikut: “Membaca adalah salah satu cara utama bagiku untuk belajar dan telah kulakukan sejak masa kanak-kanak. Belakangan ini, aku memang mengunjungi tempat-tempat menarik, bertemu dengan para ilmuwan, dan menyaksikan banyak kul

Membaca atau Mati!

Gambar
Membaca adalah ‘kehidupan’. Tidak membaca adalah ‘kematian’. Tentu kehidupan dan kematian di sini bukan maksud hakiki sesungguhnya. Kehidupan dan kematian di sini kita pandang secara maknawi. Hidupnya aktifitas membaca berarti hidupnya ilmu pengetahuan. Matinya aktifitas membaca berarti matinya ilmu pengetahuan. Peradaban Eropa pernah mengalami masa kegelapan ( dark ages ). Kenapa gelap, karena ilmu pengetahuan mati. Tingkat intelektualitas masyarakat juga mati. Hasil-hasil ilmu pengetahuan dianggap sihir dan menyesatkan. Budaya ilmu termasuk membaca hampir punah. Terlepas dari matinya ilmu pengetahuan disebabkan arogansi gereja atau apapun. Yang menjadi perhatian dalam pembahasan ini, kematian sebuah peradaban diakibatkan karena kematian ilmu pengetahuan. Sementara kematian ilmu pengetahuan disebabkan hilangnya tradisi ilmu, terutama budaya membaca. Mengapa bangsa Indonesia belum menjadi negara yang sukses? Terutama dari sisi ekonomi dan teknologi. Karena bangsa kita masih me