RAMADHAN, COMING SOON



Tahukan Anda? ‘Kado dari langit’ akan segera datang. Kado itu bukan kado biasa. Kado itu lebih dari sekedar kado ulang tahun. Kado itu juga tidak akan datang tiap hari, tiap minggu, atau pun tiap bulan. Tapi kado itu akan datang sekali dalam setahun. Kado itu amat spesial. Siapakah yang akan memberikan kado itu? Dia bukan sembarang pemberi, Dia juga bukan manusia, tapi Dia adalah Allah ‘Azza Wa Jalla, Sang Pencipta alam semesta, Sang Penguasa jagad raya.

Lalu, apa isi kado yang akan diberikan Allah kepada hamba-hambaNya itu? Kado spesial itu adalah Ramadhan al-Mubarak, bulan yang berlimpah keberkahan, penuh ampunan dan bertabur pahala. Ia tak lama lagi akan segera datang, coming soon, insya Allah. Namun kado itu tidak diberikan secara cuma-cuma. Tidak pula kepada sembarang orang. Karena Allah SWT akan memberikan kado spesial itu untuk orang-orang yang spesial pula. Dia hanya akan memberikan kado itu bagi orang-orang yang bermujahadah (sungguh-sungguh) dalam mengoptimalkan waktu dan amal di bulan Ramadhan.

Untuk itu, kaum Muslim hendaknya melakukan persiapan matang untuk menyambut datangnya bulan spesial tersebut. Rasulullah SAW sendiri mengingatkan kepada umatnya untuk bersiap-siap dalam menghadapi kompetisi pahala di bulan Ramadhan. Dari Abu Hurairah RA, ia berkata:  "Rasulullah bersumpah tidak ada bulan yang paling baik bagi orang beriman kecuali bulan Ramadhan, dan tidak ada bulan yang paling buruk bagi orang munafik kecuali bulan Ramadhan, dikarenakan pada bulan itu orang beriman telah menyiapkan diri untuk berkonsentrasi dalam beribadah dan sebaliknya orang munafik sudah bersiap diri untuk menggoda dan melalaikan orang beriman dari beribadah" (HR.Imam Ahmad)

Para sahabat RA, umat teladan sepanjang masa, membagi waktunya dalam setahun menjadi dua fase. Fase pertama; enam bulan menjelang Ramadhan, mereka sibuk untuk melakukan persiapan menjelang Ramadhan. Fase kedua; enam bulan setelah Ramadhan mereka gunakan untuk mengevaluasi dan memohon pada Allah agar amal ibadah di bulan Ramadhan tersebut dapat bernilai dan diterima oleh Allah SWT.

Apa yang Perlu Disiapkan?

Layaknya akan menghadapi sebuah pertandingan, seorang atlet harus mempersiapkan fisik dan mental jauh-jauh hari sebelumnya. Begitu pula menjelang Ramadhan, karena Ramadhan adalah ‘kompetisi pahala’, maka kaum Muslim harus mempersiapkan segala sesuatunya untuk menghadapi bulan penuh berkah itu. Agar ketika Ramadhan tiba, kita sudah benar-benar siap untuk menghadapinya secara optimal dan penuh kekhusyuan.

Di antara persiapan yang mesti dilakukan adalah mempersiapkan ilmu agama, khususnya seputar aturan-aturan di bulan Ramadhan.  Seorang yang beramal tanpa ilmu, maka amalnya akan sia-sia. Dalam setiap ibadah, kita harus mengerti ilmunya agar ibadah yang kita lakukan dapat sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh Allah dan dicontohkan oleh Rasul-Nya. Untuk itu, kita harus kembali membaca dan menelaah buku-buku yang berbicara tentang puasa agar kita dapat mengetahui syarat dan rukun puasa serta hal-hal yang dapat membatalkan serta mengurangi nilai puasa.

Persiapan selanjutnya adalah menyiapkan jasmani kita agar senantiasa bugar sampai datang bulan Ramadhan nanti. Karena badan kita adalah salah satu komponen yang penting, tanpa badan yang sehat kita tidak akan mampu melaksanakan kegiatan termasuk dala

m hal ibadah puasa. Maka cara yang paling tepat adalah dengan cara menerapkan pola hidup sehat, seperti mengkonsumsi makanan bergizi, olahraga dan lainnya.

Sarana penunjang lain yang harus disiapkan adalah materi yang halal untuk bekal ibadah Ramadhan. Sebaiknya, seorang muslim telah mempersiapkan materi yang cukup sebagai bekal ibadah Ramadhan. Sehingga ketika datang Ramadhan, dia dapat beribadah secara khusyu’ dan tidak berlebihan dalam mencari harta atau kegiatan lain yang mengganggu kekhusyu’an ibadah ramadhan.

Selain itu, diperlukan juga latihan ibadah menjelang Ramadhan. Misalnya memperbanyak membaca Al-Quran, membiasakan puasa sunnah, berdzikir, berdo’a dan lain-lain. Dengan peningkatan ibadah yang dilakukan sebelum ramadhan, maka ketika ramadhan tiba kita sudah terbiasa melakukannya. Hasilnya, kita dapat lebih maksimal dala

m mengejar keutamaan bulan Ramadhan. Sebagaimana yang diteladankan Rasulullah SAW, Usamah bin Zaid berkata kepada Rasulullah SAW, "Ya Rasulullah, saya tidak pernah melihatmu berpuasa dalam satu bulan dari bulan-bulan yang ada seperti puasamu di bulan Sya'ban? Rasul bersabda, "itulah bulan yang manusia lalai darinya antara Rajab dan Ramadan. Dan merupakan bulan yang di dalamnya diangkat semua amal kepada Rabul alamin. Dan saya suka diangkat amalan sedangkan saya dalam keadaan berpuasa". (HR. Imam Nasai)

Peningkatan Target Ibadah

Ibadah Ramadhan dari tahun ke tahun harus mengalami peningkatan. Tahun depan harus lebih baik dari tahun ini, dan tahun ini harus lebih baik dari tahun lalu. Ibadah Ramadhan yang kita lakukan harus dapat merubah dan memberikan output yang positif. Di antara bentuk-bentuk peningkatan amal ibadah seorang muslim di bulan Ramadhan, misalnya; peningkatan ibadah puasa, peningkatan dalam tilawah Al-Qur’an, hafalan, pemahaman dan pengamalan. Peningkatan dalam aktifitas sosial, seperti: menunaikan kewajiban zakat, berinfak, memberi makan fakir-miskin, santunan terhadap anak yatim, beasiswa terhadap siswa yang membutuhkan dan meringankan beban umat Islam. Dengan itu, ibadah Ramadhan  dapat menjadi pendorong terhadap perubahan pribadi, perubahan keluarga, perubahan masyarakat dan perubahan bangsa.

Saudaraku, ketika Ramadhan akan tiba, Rasul SAW berdo’a, ”Allahuma bariklana fii rajab wa sya’ban, wa balighna ramadan. Ya Allah, berkahilah kami pada bulan Rajab dan Sya’ban, dan sampaikan kami ke bulan Ramadan.” (HR. Ahmad dan Tabrani). Mudah-mudahan Allah SWT memperkenankan kita semua untuk bertemu kembali dengan Ramadhan yang mulia. Aamiin. (Written by Epul Cirebon)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mutiara dari Nusa Laut (Jejak Juang Martha Christina Tiahahu)

Apakah Yesus Anak Allah ?

FENG SHUI; ANTARA ILMIAH DAN MITOS