SANG PROVOKATOR KEKERASAN



Kalangan liberal konon sangat membenci tindak kekerasan, namun anehnya mereka terus menerus memancing provokasi umat Islam agar melakukan kekerasan. Terakhir, mereka menghadirkan seorang feminis-lesbian asal kanada bernama Irshad Manji. Ia diagendakan akan mengisi sejumlah acara forum diskusi di berbagai kota Indonesia. Rangkaian roadshow Irshad Manji diawali di Gedung Salihara dengan disponsori penuh oleh para aktifis liberal, di antaranya Goenawan Muhammad, Ulil Absar Abdalla, Guntur Romli, dan lainnya. Namun baru berjalan beberapa saat saja, acara tersebut terpaksa dibubarkan warga setempat. Warga mengaku merasa teraganggu karena paham lesbian yang dibawa Irshad Manji sangat bertentangan dengan norma-norma masyarakat dan agama.


Sebelumnya, Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengeluarkan keputusan pembatalan acara dialog dengan tokoh Feminis-liberal itu.  Pembatalan tersebut dikeluarkan dalam bentuk surat bernomor 232/I.O/B/2012. “Sesuai perjanjian dari penerbit Renebook, acara dialog dan pertemuan dengan Miss Irshad Manji, yang rencana dilaksanakan pada 4 Mei 2012 di gedung PP Muhammadiyah, jalan Menteng Raya No. 62, Jakarta; Dibatalkan” ungkap Sekretaris PP Muhammadiyah Dr.Abdul Mu’ti M’ed dalam suratnya tertanggal 1 Mei 2012.








Di Universitas Gajah Mada (UGM), diskusi yang menghadirkan Irshad Manji juga urung dilaksanakan. Karena adanya surat dari pihak rektor UGM yang meminta diskusi tidak dilanjutkan. Dalam surat keterangan resminya, pihak UGM menyatakan dua alasan, Pertama, pada Selasa (8/5/12) sekitar pukul 22.30 UGM didatangi ratusan massa yang meminta diskusi dengan Irshad Manji dibatalkan. Juga adanya masukan dari beberapa pihak terkait hal tersebut. UGM mempertimbangkan hal ini sebagai upaya UGM dalam menjaga keamanan tamu UGM, warga kampus, dan mitra kerja. Dalam hal keamanan ini UGM menganggap perlu kehati-hatian ekstra mengingat kondisi keamanan yang akhir-akhir ini tidak kondusif. Kedua, UGM tetap berkomitmen untuk menegakkan kebebasan akademik, namun perlu dukungan dari semua pihak dalam pelaksanaannya agar dapat memberikan manfaat bagi masyarakat.

Namun nampaknya, penolakan demi penolakan yang dilayangkan masyarakat Indonesia tidak dihiraukan dan dihormati oleh para aktifis liberal. Mereka tetap ngotot untuk melanjutkan misi Irshad Manji untuk menyebarkan pemikirannya.  Maka acara selanjutnya diselenggarakan di Lembaga Kajian Islam dan Sosial (LKIS), Jalan Sorowajan Baru, Plumbong, Banguntapan Bantul, Yogyakarta. Acara tersebut juga dibubarkan massa, di antaranya dari Majelis Mujahidin Indonesia dan Gerakan Anti Maksiat. Mereka menyerbu tempat acara yang membuat acara itu batal berantakan. Massa meninggalkan lokasi setelah aparat kepolisian datang mengamankan Irshad Manji dan panitia pelaksana.

Sejumlah informasi juga menyebutkan bahwa Irshad Manji sebenarnya tidak ingin berdiskusi. Misalnya, setelah diyakinkan bahwa kondisi aman di UGM, ia malah pergi entah kemana. Di UIN Sunan Kalijaga pun demikian, sudah repot-repot dibawa dari Kampus ke Hotel UIN, ia malah kabur ke Borobudur. Maka dari itu, tidak salah jika ada dugaan bahwa kedatangan Irshad Manji hanya untuk memprovokasi umat Islam untuk melakukan aksi kekerasan. Dengan begitu, untuk sekian kalinya umat Islam  akan kembali menjadi kambing hitam.

Umat Islam menolak Irshad Manji bukan karena enggan berdialog, namun apa yang dibawa oleh feminis-liberal itu melecehkan agama Islam. Seperti menghalalkan homoseksual dan lesbian. Bagaimana jika di tempat lain ada sebuah forum diskusi yang mendukung tindakan terorisme, apakah itu akan dibiarkan. Tentu tidak, baik itu pemerintah atau pun komponen masyarakat harus segera menghentikan acara itu karena mudharatnya besar. Demikian pula yang terjadi dalam kasus Irshad Manji ini. Paham lesbian sudah jelas diharamkan dan membahayakan bagi keutuhan hidup umat manusia.

Kalangan liberal ingin umat Islam menghormati mereka, namun mereka sendiri tidak menghormati keyakinan umat Islam. Mereka mengimbau untuk saling toleransi, tapi kalangan liberal sendiri tidak memiliki toleransi kepada umat Islam dengan bersikeras mendatangkan sosok liberal-feminis-lesbian. Mereka terus-menerus melakukan provokasi, agar umat Islam melakukan kekerasan. Padahal merekalah sang provokator kekerasan itu. Bukankah keluarnya asap karena adanya api.

***

By Ibnu Sururi Asy-Syirbuny

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mutiara dari Nusa Laut (Jejak Juang Martha Christina Tiahahu)

Apakah Yesus Anak Allah ?

FENG SHUI; ANTARA ILMIAH DAN MITOS