Postingan

Menampilkan postingan dari Januari, 2012

THE KING OF CARUBAN (Part 2; Perjalanan ke Mekkah Al Mukarramah)

Gambar
Hari sudah gelap gulita. Di dalam sebuah rumah gubug, Syekh Datuk Kahfi dan Raden Walangsungsang atau Somadullah duduk bersila berhadap-hadapan. Di sampingnya ada lampu tempel yang sayup-sayup memberi penerangan. Mereka nampak berbincang serius satu sama lain. Somadullah tidak mau melewatkan kesempatan berharga ini. Ia menanyakan berbagai hal kepada gurunya itu, terutama sekali tentang agama Islam. Syekh Datuk Kahfi menerangkan tentang pentingnya ketauhidan kepada Allah SWT. Karena tauhid adalah inti dari ajaran Islam. “Somadullah, jika engkau kehilangan tauhid maka engkau juga akan kehilangan Islam.” Jelas sang guru. “ Sandika , guru.” Jawab Somadullah penuh ta’dzim. “Muridku, engkau sudah banyak belajar Islam di sini. Saat ini, ku izinkan engkau untuk melakukan babakyasa , membangun sebuah dukuh di hutan.” “ Inggih  guru.”

THE KING OF CARUBAN (Part 1)

Gambar
Malam itu begitu sunyi. Angin berhembus lembut membelai daun-daun pepohonan. Terdengar sayup-sayup suara jangkrik bersahut-sahutan. Semua orang di Istana Kerajaan Siliwangi terlelap dalam tidur masing-masing. Malam itu, Nyai Rarasantang, putri Prabu Siliwangi, dalam tidurnya bermimpi berjumpa dengan seseorang yang begitu agung. Sosok itu mengenalkan dirinya bernama Nabi Muhammad SAW. Ia datang dalam mimpinya untuk  mengajarkan Islam. Beberapa saat kemudian, Nyai Rarasantang terbangun dan cukup kaget, siapakah Nabi Muhammad SAW yang belum pernah ia kenal itu. Wajahnya sangat berwibawa dan caranya menerangkan Islam sungguh mempesona. Tidak hanya malam itu, mimpi itu juga dialaminya di tiga malam berikutnya secara berturut-turut. Nyai Rarasantang menceritakan mimpinya itu kepada kakaknya bernama Raden Walangsungsang. Sungguh mengejutkan, keduanya mengalami mimpi yang sama, yakni berjumpa dengan sosok  mulia itu, Nabi Muhammad SAW. Keduanya pun semakin penasaran untuk lebih mengenal jauh

THE CHOSEN LEADER (CERPEN)

Gambar
Cahaya mentari pagi memancar lembut ke arah padang rumput hijau. Terlihat pohon-pohon rimbun mengitari di sekelilingnya. Edy Setiawan sedang asyik bermain golf bersama rekan-rekannya. Dia didampingi beberapa gadis cantik di sampingnya. Sesekali pukulan stiknya tepat sasaran, tapi sering kali pula gagal.  Pak Edy bukan orang sembarangan, dia adalah seorang menteri yang dipercaya Presiden untuk memimpin satu kementrian yang cukup strategis di negeri ini. Masa jabatannya sudah memasuki usia 2 tahun. Selama menjadi menteri, sudah sangat banyak yang dia dapatkan. Pundi-pundi rupiah berdatangan dengan sendirinya. Hartanya pun semakin melimpah ruah. Dari mulai memiliki sejumlah rumah dan villa mewah di berbagai tempat, mobil-mobil lux seharga miliaran rupiah, dan tabungannya pun semakin mengendut di beberapa Bank. Dia juga sangat hobi bergaul dengan gadis-gadis muda hanya sekedar untuk bersenang-senang. Dengan uang yang melimpah itu, dia bisa memiliki apa saja yang dia inginkan.

Sebab-Sebab Kemunduran Umat Islam

Gambar
Jika kaum Muslim ingin  membangkitkan sebuah peradaban, maka yang seharusnya dibangun  adalah manusia-manusia yang beradab. Baca CAP Dr. Adian Husaini ke-301. Pada 22 Desember 2010 lalu, saya diminta menjadi pembahas dalam sebuah seminar tentang peradaban Islam di Jakarta Islamic Centre. Diantara pembicara ada Prof. Dr. Azyumardi Azra, mantan rektor UIN Jakarta. Dalam uraiannya, Prof Azyumardi menyatakan, bahwa peluang kebangkitan Islam lebih besar akan terjadi di Asia Tenggara ketimbang di Timur Tengah. Berbagai alasan dikemukakannya. Pada sesi pembahasan saya menyampaikan bahwa soal kebangkitan Islam sebenarnya sudah banyak dipaparkan dalam al-Quran. Misalnya, dalam al-Quran Surat Al-Maidah ayat 54. Disitu disebutkan ciri-ciri satu kaum yang dijanjikan Allah yang akan meraih kemenangan: mereka dicintai Allah dan mereka mencintai Allah; mereka saling mengasihi sesama mukmin; mereka memiliki sikap ‘izzah terhadap orang-orang kafir; mereka berjihad di jalan Allah; dan mereka tidak t

OH MY SON

Gambar
Hari sudah pagi. Reza masih terbaring lemas. Tubuhnya semakin menyusut kurus. Selang-selang infus masih terhubung di hidung dan tangannya.  Wajahnya mengenaskan. Matanya masih terpejam tak sadarkan diri. Ibu Siti sangat panik, kondisi anaknya semakin hari semakin menurun saja. Dia menderita penyakit kanker di usianya yang ke-13. Entah kenapa penyakit ganas itu harus menyerang Reza yang sedang menikmati masa remajanya itu. “Suster, ada apa dengan anak saya? Nafasnya semakin tak teratur saja.” Tanya ibu Siti dengan berurai air mata. “Jangan terlalu khawatir bu, sejauh ini masih stabil kok.” Ujar suster itu sambil membetulkan infus di tangan Reza. “Mana dokternya sus? Saya khawatir kenapa-kenapa dengan anak saya.” Ucapnya dalam tangis melihat kondisi anaknya yang semakin melemah. “Dokternya datang nanti siang bu, harap bersabar ya.” Kata suster. Ibu Siti hanya mengagguk. 

FENG SHUI; ANTARA ILMIAH DAN MITOS

Gambar
Feng shui berasal dari kata angin dan air. ( feng  = angin,  shui  = air).  Feng shui  adalah ilmu dan kepercayaan dari daratan Cina kuno yang bertujuan untuk menata bangunan rumah tinggal dan lingkungan sesuai dengan keselarasan jiwa penghuninya. Dikatakan ilmu sebab  feng  shui  ini dapat dipelajari dan terus berkembang hingga sekarang.[1] Feng shui (Mandarin: 風水) juga berarti ilmu topografi kuno Tiongkok yang mempercayai bagaimana manusia dan Surga (astronomi), dan Bumi (geografi), hidup dalam harmoni untuk membantu memperbaiki hidup dengan menerima Qi positif. Qi terdapat di alam sebagai energi yang tidak terlihat. Qi baik disebut juga napas kosmik naga. Konon, Qi jenis ini dipercaya sebagai pembawa rejeki dan nasib baik. namun ada pula Qi buruk yang disebut Sha, Qi pembawa nasib buruk. Terdapat berbagai aliran feng Shui, di antaranya adalah Bintang terbang, waktu, dan topografi. (id.wikipedia.org) Ilmu Feng Shuiyang kita kenal saat ini merupakan sebuah metamorfosis yang telah ad

ADA SANTRI SAKTI (Cerpen)

Gambar
Kumandang adzan terdengar cukup keras. Para santri bergegas menuju kolah untuk mengambil air wudhu. Kolah  itu semacam bak besar ukuran 10x2 yang berada di tengah-tengah pesantren. Airnya tidak jernih, malah berwarna kecoklatan. Maklum air itu berasal dari sungai yang tidak jauh dari lokasi pesantren. Selesai berwudhu, para santri mulai berdatangan ke masjid untuk menunaikan shalat ashar. Tak lama kemudian, Pak Kyai Syarif datang untuk mengimami shalat berjama’ah. Di dalam jama’ah shalat itu, ada seorang santri bernama Ibnu Ubaidillah. Dia adalah seorang santri senior yang telah didaulat sebagai ustadz di pondok pesantren tersebut. Saat itu, dia telah menjadi salah satu kepala asrama yang memimpin ratusan santri. Selesai shalat, sang Kyai menyampaikan pengajian kitab kuning kepada para santrinya. Kyai lulusan al-Azhar Mesir itu mengkaji sebuah kitab berjudul Sulam al-Taufiq. Ia duduk di tengah ratusan santri yang mengelilinginya. Di depannya ada sebuah meja kecil. Dalam pengajian itu