OH MY SON


Hari sudah pagi. Reza masih terbaring lemas. Tubuhnya semakin menyusut kurus. Selang-selang infus masih terhubung di hidung dan tangannya.  Wajahnya mengenaskan. Matanya masih terpejam tak sadarkan diri. Ibu Siti sangat panik, kondisi anaknya semakin hari semakin menurun saja. Dia menderita penyakit kanker di usianya yang ke-13. Entah kenapa penyakit ganas itu harus menyerang Reza yang sedang menikmati masa remajanya itu.

“Suster, ada apa dengan anak saya? Nafasnya semakin tak teratur saja.” Tanya ibu Siti dengan berurai air mata.
“Jangan terlalu khawatir bu, sejauh ini masih stabil kok.” Ujar suster itu sambil membetulkan infus di tangan Reza.
“Mana dokternya sus? Saya khawatir kenapa-kenapa dengan anak saya.” Ucapnya dalam tangis melihat kondisi anaknya yang semakin melemah.
“Dokternya datang nanti siang bu, harap bersabar ya.” Kata suster. Ibu Siti hanya mengagguk. 


"Kenapa harus siang sus, memangnya gak ada yang jaga pagi? Tanya ibu Siti dengan air mata semakin deras mengalir di pipinya.
"Ada, tapi dokternya suka datang agak siang bu." Kata Suster biasa saja.
“Sepertinya anak ibu semakin kekurangan darah. Dia harus ditransfusi bu. Darahnya bisa dibeli di bagian donor darah gedung sebelah bu. Tapi biaya yang sebelumnya harus dilunasi dulu ya.” Jelas sang suster.

Seketika Ibu Siti duduk lemas di atas kursi. Dia semakin gelisah. Persedian uang miliknya sudah mulai menipis. Seminggu yang lalu dia baru saja menghabiskan uang sepuluh juta rupiah untuk pengobatan Reza. Itu pun belum semuanya lunas. Nah, saat ini dia harus melunasi lagi sisanya jika ingin transfusi darah anaknya lancar. Padahal dia sudah meminjam uang kesana kemari demi kesembuhan anaknya itu.

“Gak ada keringanan, suster.” Tanya Ibu Siti memelas sambil menahan tangis.
“Gak bisa bu, aturannya sudah begini. Saya hanya ikut aturan di sini saja.” Ucap suster itu. Ibunda Reza terdiam sambil mengusap air matanya.
“Kalau untuk biaya transfusi darah sekitar berapa ya, sus?”     
“Satu kantongnya 300 ribu, kalau dua kantong jadi 600 ribu.” Terang suster.

Ibu Siti semakin pasrah. Dari mana lagi untuk mendapatkan uang sebanyak itu. Kenapa harus membeli darah? Padahal darah yang didapatkan itu adalah hasil sumbangan suka rela para pendonor. Lalu kenapa darah itu dijual ke masyarakat? Tanya Ibu Siti dalam hati.

“Ya Allah, tolonglah hambaMu yang lemah ini. Maafkan hamba, jika hamba ingat kepadaMu hanya ketika dalam keadaan susah. Kepada siapa lagi hamba mengadu selain kepadaMu.” Gumamnya dalam hati dengan tangis yang semakin dalam.

Hari sudah siang. Ibu Siti masih duduk sendiri di samping putra kesayangannya itu. Dia mengusap kening anaknya itu penuh cinta. Sesekali dia melafadzkan do’a-do’a agar anaknya cepat sembuh dari penyakitnya itu. Dia semakin panik. Dia melihat anaknya semakin kesulitan menghirup nafas. Sang Ibu memperhatikan keadaan perut anaknya yang kembang kempis. Sementara sang dokter yang ditunggu-tunggu belum juga datang.

“Ya Allah, tolonglah anakku.” Ibu Siti menangis sesenggukan seorang diri di hadapan anaknya.
Dia lalu berlari ke arah kantor suster. Di sana ada beberapa suster yang sedang duduk-duduk. Dengan nafas tersengal-sengal Ibu Siti berkata,

“Suster, mana dokternya. Anak saya semakin kritis.” Ibu Siti semakin menangis menjadi-jadi.

Beberapa orang suster segera melangkah menuju kamar Reza. Dia memeriksa kondisi Reza yang semakin drop. Pergerakan nafasnya semakin cepat dan tak beraturan. Tak lama kemudian, sang dokter pun akhirnya tiba juga. Meskipun sudah sangat terlambat. Dokter itu terlihat panik sambil memegang tangan Reza dan memeriksa keadaan jantungnya. Ibu Siti melihat kaki Reza mulai menguning. Lalu merasakan dingin ketika menyentuhnya. Perlahan, volume nafas Reza semakin pelan dan pelan. Lalu tiba-tiba, nafas Reza terhenti. Sang dokter memancing pernapasannya dengan menekan dada Reza berkali-kali. Tapi gagal. Reza pun menghembuskan nafas terakhir.

“Rezaaaaaaa!” Sang ibunda berteriak histeris dan menangis sekeras-kerasnya...

***

By Saefurrohman

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mutiara dari Nusa Laut (Jejak Juang Martha Christina Tiahahu)

Apakah Yesus Anak Allah ?

FENG SHUI; ANTARA ILMIAH DAN MITOS