4 Langkah Usamah bin Zaid Tampil Menjadi Pemuda Kebanggaan Nabi

Peradaban terus bergulir begitu cepat. Generasi demi generasi terus berganti. Saatnya generasi muda tampil. Sebab yang tua lambat laun akan musnah dimakan usia. 

Usamah bin Zaid telah memberi contoh bagaimana gaya perjuangan seorang pemuda dalam membela Islam. Berikut penjelasannya.

Pertama, Usamah bin Zaid membekali diri dengan ilmu pengetahuan. Sebagaimana diketahui, Usamah selalu bersama Rasulullah shallahu'alaihi wasallam sejak kecil. Usamah memiliki hubungan yang erat dengan nabi, sebab kedua orangtuanya sangat dekat sekali dengan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam. Hasilnya, Usamah menjadi pribadi muda yang dicintai dan dibanggakan oleh Nabi dan para sahabatnya.


Maka, meneladani Usamah, seorang pemuda Islam hendaknya selalu mendekati para ulama dan guru, bahkan lebih utama hiduplah bersama mereka. Pemuda jangan hidup memisahkan diri dari ulama dan guru, apatah lagi berkonfrontasi secara berhadap-hadapan dengan mereka. Itu jelas sebuah kerugian.


Kedua, Usamah bukan sosok pemuda pasif. Beliau merupakan sosok yang aktif menawarkan dirinya dalam kancah perjuangan. Dalam perang Uhud, Usamah menawarkan diri untuk ikut berperang. Namun karena dinilai Nabi belum cukup umur, Usamah pun tidak diperbolehkan. Usamah tidak menyerah. Dalam perang Khandaq, beliau yang berumur 15 Tahun, kembali mengajukan diri kepada Nabi untuk ikut serta, sampai-sampai beliau harus mendongakkan kepalanya agar terlihat tinggi, supaya dibolehkan ikut berjihad. Alhamdulillah usaha Usamah berhasil dan akhirnya diizinkan  Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam untuk ikut berjihad.

Mengambil spirit dari kisah Usamah tersebut, sosok pemuda bukan tipe orang yang pasif, berleha-leha menunggu pekerjaan datang. Namun pemuda harus aktif bekerja, menawarkan dirinya, apa yang bisa diperbuat, konstrusi apa yang bisa diberikan, atau inovasi apa yang bisa dilakukan.

Ketiga, Usamah sebagai pemuda selalu lapang dada dalam menerima nasehat. Suatu ketika, Rasulullah benar-benar marah kepada Usamah bin Zaid. Ini karena Usamah telah membunuh Mirdas bin Nuhaik dalam insiden setelah penaklukan benteng Khaibar.

Ceritanya, sesaat hendak dibunuh, Mirdas mengucapkan kalimat syahadat. Tetapi, Usamah ragu dengan keimanan Mirdas. Sehingga akhirnya Mirdas pun tewas di tangan Usamah. Mendengar kabar itu, Rasulullah marah. "Kenapa tidak kau belah saja hati orang itu sehingga kau tahu apakah hatinya mengucapkan kalimat syahadat atau tidak?" kata Rasulullah kepada Usamah dengan wajah memerah karena marah. Usamah kemudian meminta Rasulullah memohonkan ampun kepada Allah SWT.

Dari kisah Usamah tersebut, pemuda adalah sosok pembelajar dan pandai mengevaluasi diri, bukan sosok yang egois dan keras. Dia menyadari bahwa umur yang masih muda berimplikasi pada resiko keterbatasan ilmu dan pengalaman. Selalu legowo menerima nasehat dan masukan adalah jalan terbaik.

Keempat, Usamah adalah sosok yang sangat menghormati ulama, guru, dan pemimpin. Alkisah, pasukan  dibawah pimpinan Usamah bin Zaid berangkat menuju bumi Syam untuk berperang melawan Romawi. Abu Bakar mengantarkannya dengan berjalan kaki dan Usamah bin Zaid diatas kuda, karena rasa hormatnya Usamah bin Zaid terhadap Abu Bakar, maka Usamah bin Zaid meminta Abu Bakar As-Shiddiq untuk naik di atas tunggangan dan Usamah bin Zaid akan turun dan berkata:

"Wahai Khalifah Rasulullah Shallahu alaihi wassalam, demi Allah naiklah atau aku akan turun"

Dari kisah tersebut, pemuda sudah seyogyanya menjaga kehormatan ulama, guru, dan pemimpinnya. Bukan berucap kasar dan menggunjing, apalagi merendahkan dan melecehkan kehormatan mereka. Sebab bagaimanapun, selain sisi pengetahuan dan pengalaman mereka lebih luas, ulama dan guru telah berjasa merintis perjuangan sebelum hadirnya pemuda.

Akhirulkalam, pemuda adalah harapan umat. Segeralah mengambil langkah. Peganglah erat tongkat estafeta perjuangan ini. Berikan kontribusi nyata. Sejarah peradaban saat ini ada di pundakmu, wahai pemuda.

Wallahu a'lam.
Semoga bermanfaat.

==========

Saeful Rokhman
Cipayung, 8 November 2017


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mutiara dari Nusa Laut (Jejak Juang Martha Christina Tiahahu)

Apakah Yesus Anak Allah ?

FENG SHUI; ANTARA ILMIAH DAN MITOS